Permintaan Akan Uang

PERMINTAAN AKAN UANG

Oleh :
EDMUN SURYA ABADI PURBA (1331150008)

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
Jakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
                
                       Uang merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah satu fungsi dari uang adalah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa dinilai dengan satuan uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem perekonomian modern. Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.
            Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher.
            Sementara itu teori moneter Keynesian menyatakan bahwa tingkat bunga sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat untuk memilih memegang uang tunai atau surat-surat berharga. Penekanan faktor tingkat bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memperoleh keuntungan. Permintaan uang menurut Keynes yaitu permintaan uang sebagai alat transaksi dan permintaan uang untuk spekulasi.

B.    Rumusan Masalah

A.      Apakah yang dimaksud dengan uang ?
B.      Bagaimana permintaan uang menurut teori Keynes ?
C.      Bagaimana permintaan uang menurut Konsep Friedmen?
D.      Bagaimana permintaan uang Dalam Moneter?
E.       Bagaimana permintaan uang menurut teori klasik ?
F.       Apa faktor yang mempengaruhi permintaan uang ?

C. Tujuan
A.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Uang.
B.     Untuk mengetahui permintaan uang menurut Teori Keynes.
C.     Untuk mengetahui permintaan uang menurut Konsep Friedmen.
D.     Untuk mengetahui permintaan uang Dalam Moneter.
E.      Untuk mengetahui Permintaan uang menurut Teori Klasik.
F.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi permintaan Uang.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Uang

Uang adalah suatu alat pembayaran yang sah diterbitkan oleh pemerintah melalui bank sentral, baik berbentuk kertas maupun berbentuk logam yang memiliki nilai/ besaran tertentu sesuai tertera pada mata uang kertas ataupun logam tersebut, dimana penggunaannya diatur dan dilindungi oleh undang-undang. Secara sederhana, pengertian uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah didalam pertukaran/perdagangan. Agar sesuatu tersebut dapat diterima sebagai uang, syaratnya adalah sebagai berikut:

1.       Acceptability
Acceptability mempunyai makna diterima secara umum atau dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

2.       Stability of Value
Stability of Value artinya mempunyai nilai yang yang stabil. Nilai yang stabil maksudnya adalah nilai yang relatif tetap dan tidak mudah berubah-ubah dalam suatu waktu.

3.       Elastisity of Supply
Elastisity of Supply artinya uang tersebut harus mempunyai sifat yang elastis, artinya jumlah uang yang beredar harus sesuai dengan keadaan perekonomian suatu negara. 

4.       Portability
Portability mengandung arti mudah dibawa kemana-mana. Bahkan,transaksi dalamjumlah besar dapat dilakukan dengan uang dalam jumlah (secara fisik) yang kecil jika nilai nominalnya besar 


5.       Durability
Duarability artinya uang tersebut harus tahan lama,dalam arti tidak mudah rusak dan robek. Oleh karena itu bahan atau material pembuat uang tersebut harus dari material atau bahan yang kuat serta tahan lama. Selain untuk membuat uang jadi tahan lama,pemilihan bahan dimaksudkan untuk tidak mengurangi nilai intrinsik uang tersebut.

6.       Divisibility
Divisibility mempunyai arti memperlancar transaksi. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa transaksi dalam ekonomi itu banyak jenisnya seperti membeli atau menjual barang atau juga membayar tagihan,tentu memerlukan alat pelancar. Alat pelancar yang dimaksud disini adalah uang.

B.   Permintaan Uang
                   Permintaan uang menunjukkan keseluruhan uang yang diminta oleh sebuah perekonomian pada periode tertentu.
Permintaan uang diartikan sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai. Menurut John Maynard Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi permintaan uang tunai oleh masyarakat.
·         Motif transaksi (transactional motive). Permintaan uang untuk motif ini dapat disebut dengan MDt.
·         Motif berjaga-jaga (precautionary motive). Permintaan uang untuk motif ini dapat disebut MDp.
·         Motif spekulasi (speculation motive), atau MDs.
Permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga sangat dipengaruhi oleh pendapatan. Sedangkan permintaan uang untuk spekulasi sangat dipengaruhi oleh suku bunga.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi permintaan uang, diantaranya :
·         Pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan, permintaan akan uang akan semakin besar. Ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan.
·         Tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, permintan uang untuk motif spekulasi akan berkurang. Tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga yang ada daripada berspekulasi.
·         Tingkat harga umum. Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan semakin bertambah. Ini karena harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya.
·         Pengeluaran konsumen. Misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-bulan menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan uang juga akan bertambah.
Ada dua teori yang menjelaskan permintaan uang, yaitu :

1.      Teori Permintaan Uang Klasik
Menurut teori ini bahwa fungsi uang hanya sebagai alat tukar-menukar saja. Karenanya jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat output atau pendapatan. Bila tingkat output meningkat, maka permintaan uang juga meningkat demikian sebaliknya. Teori permintaan uang klasik dikemukakan oleh Irving Fisher dengan persamaan;

                        M.V = P.T                       

Dimana :          M = jumlah uang yang beredar
                        V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode
(Velocity of Money)
                        P = Harga barang
                        T = jumlah transaksi
            Velositas uang adalah konsep yang menunjukkan beberapa kali dalam setahun uang berputar di dalam sebuah perekonomian. Dalam jangka pendek, kecepatan uang beredar dianggap tetap.

2.      Teori Permintaan Uang Keynesian
Teori keuangan yang dikemukakan Keynes pada umumnya menerangkan 3 hal, yaitu :
(1) tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan uang),
(2) faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga,
(3)  efek perubahan penawaran uang terhadap kegiatan ekonomi negara.


Terkait dengan tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (memegang) uang, maka dapat diklasifikasikan atas 3 motif utama, yaitu :

A.    Motif transaksi (transaction motive)
Motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara reguler terhadap transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan MDt = f(Y), artinya semakin besar tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga mengalami peningkatan demikian sebaliknya.

B.      Motif berjaga-jaga (precautionary motive)
Selain untuk membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Besarnya permintaan uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan pula. Semakin besar tingkat pendapatan permintaan uang untuk berjaga-jaga pun semakin besar. MDp = f(Y).

C.      Motif spekulasi (speculation motive)
Pada suatu sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat  mengalami perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga, seperti obligasi pemerintah, saham, atau instrumen lainnya. Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan motif ini adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital gain, fungsi permintaannya adalah MDs = f(i).

Dari ketiga motif diatas, maka formula untuk permintaan uang menurut Keynes adalah:

MD = MDt + MDp + MDs




A.    KONSEP FRIEDMEN
Dalam konsep ini berpangkal otak pada teori tentang permintaan uang sejalandengan permintaan barang tahan lama. Definisi uang dalam analisa Friedmen adalahsebagai berikut:
M2 = Kartal + DD dan TD
Dimana DD = Giro ( Demond Deposit)
TD = Deposito ( Time Deposito) 
Friedment mengemukakan bahwa TD mempunyai kaitan erat dengan uang. Beberapa persamaan friedmen dengan kuantitas klasik, kita uraikan sebagai berikut:
M = kY = 1/V.Y atau Y=1/V. M = V.M
Beliau menegaskan teori fisher lebih canggih, hanya dia memberikan kompromi sedikit.Dia berbicara tidak lagi tentang nominal interest rate tetapi tantang differential interest rateantara interest rate money, ekspected inflation, dan lain-lain. Secara sistematis dirumuskan
FAKTOR-FAKTOR LAIN (SELAIN PENDAPATAN, HARGA/TINGKATBUNGA, DAN SELERA) YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG
1.      Kekayaan Dari Masyarakat
Suatu masyarakat yang makin kaya dapat diperkirakan/diharapkan makin besar pula permintaan akan uang. Namun demikian, dengan makin banyak nya alternatifnya bentukkekayaan yang dengan mudah dapt di tukarkan dengan uang kas serta dapat memperoleh bunga (misalnya tabungn atau surat berharga jangka pendek),maka tidak mesti bahwakenaikan kekayaan yang cukup besar tercermin pula dengan kenaikan permintaan uangyang cukup besar, mungkin sebagian di wujudkan dalam bentuk kekayaan lainseperti tabungan atau surat berharga jangka pendek yang dengan mudah dapat ditukarkandengan uang kas.
2.      Tersedianya Fasilitas Kredit
Dengan makin banyak serta makin mudanya fasilitas kredit (seperti misalnya adanya creditcard, cara pembayaran dengan angsuran dan sebagainya) maka permintaan akan uang kas akan makin kecil. Dengan adanya “credit card” pembayaran sesuatu barang atau jasa tidak perlu dengan uang kas, sehingga keingan masyarakat akan uang kas makin kecil.
3.      Kepastian Tentang Pendapatan Yang Di Harapankan
Apabila masyarakat lebih pasti tentang pandapatan yang diharapkan di masamendatang, maka permintaan uang cendrung turun. Sebaliknya apabila masyarakat diliputi rasa ketakutan bahwa pendapatan yang diharapkan kemungkinan tidak menjadi kenyataan,maka permintaan uang kas cendrung naik.
4.      Harapan Tentang Harga
Apabila masyarakat berharap bahwa kemudian hari harga-harga barang dan jasa akan turun,mereka cendrung menahan uang kas dengan menunda pembelian barang. Sebaliknyaapabila diperkirakan harga-harga akan naik, permintaan uang oleh masyarakat cendrungturun. Dalam masa inflasi keinginan masyarakat utuk menahan uang kas sangat kecil,mereka lebih suka barter (barang dengan barang).
5.      STANDAR MONETER 
Dalam pengaplikasiannya standar moneter ini mempunyai berbagai bentuk, sebut saja Standar Kembar  (bimetallism) yang dimana Standar kembar terjadi apabila pemerintah menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uangnya. Caranya, harga perak ditetapkan, misalnya sebesar $1,293 per gram dan emas sebesar $19,395 per gram. Dengan demikian perbandingan nilai antara perak dengan emas adalah 15 : 1. Perbandingan ini disebut Mint Ratio. Artinya, harga emas 15 kali harga perak. Pemerintah bersedia untuk membuat uang (pada perbandingan tersebut) semua emas dan perak yang ditawarkannya. Demikian juga masyarakat bebas untuk melebur uang menjadi logam mulia dan sebaliknya. Namun, standar kembar ini sering menimbulkan masalah. Kemudian Standar Emas yang mana sebenarnya sangat sulit untuk memberikan gambaran tentang standar emas ini, karena bentuk dari sistem ini bermacam  –  macam (berbeda antarasatu negara dengan negara lain). Nmaun secara umum dapat dilakukan bahwa suatu negara memakai sistem standar emas apabila nilai mata uangnya, dikaitkan / didasarkan atas nilai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas untuk melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta menukarkan mata uangnya (yang bukan emas) dengan emas atau sebaliknya dengan perbandingan yang telah di tentukan oleh Bank sentral. Karena negara –  negara lain juga mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas, maka dapatlah diketahui perbandingan nilai mata uang mereka (kursnya). Misalnya diAmerika perbandingan dolar dengan emas adalah US$4/1 gram, sedangkan di inggris perbandingannya €1/1gram, maka nilai tukar antara dolar dengan pondsterling adalah US$4/€1. Nilai tukar ini akan stabil jika bank sentral di kedua negaratersebut tidak mengubah perbandingan nilai mata uangnya degan emas. Stabilitas inilah yang merupakan salah satu keuntungan penggunaan sistem standar emas (Nopirin,Ph.D,1992. Selanjutnya Fiat Standar, masalah pokok yang timbul dari standar barang (emas dan atau perak) adalah kurang praktis apabila transaksi yang dilakukan dalam jumlah besar. Atasdasar alasan ini, kemudian beredar surat emas / perak sebagai pengganti emas /perak yang disimpan. Surat emas / perak ini semula dijamin 100% dengan emas /perak yang tersimpan kemudian berangsur  –  angsur jaminan ini makin berkurang. Semula memang pengeluaran surat emas ini sebagai bukti atas pemilikan emas yang tersimpan dimana setiap saat si pemilik dapat mengambil emas tersebut. Oleh karena itu kertas (sertifikat) yang tidak dijamin dengan 100% emas itu pun apabila memenuhi fungsi – fungsi tersebut diatas dapat disebut uang.Standar Uang Giral (Deposit Money)yang dimana Deposito di Bank yang dapat setiap saat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan sebagai uang. Mengapa? Karena pertama,deposito ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Caranya, pembayaran ini dilakukan dengan menulis cek., yakni transfer deposito dari si penulis / pembayar kepada si penerima pembayaran. Kedua Deposito ini dapat dipakai sebagai alat penumpuk kekayaan. Seseorang atau suatu badan usaha dapat mewujudkan kekayaannya dalam bentuk deposito. Ketiga, deposit dapat dipakai sebagai alat pembayaran tertunda (deffered payment ). Seseorang atau badan usaha dapat membayar utangnya tiap bulan dengan menulis cek atas depositonya di Bank. Karena deposito dapat memenuhi fungsi  –  fungsi uang, maka dapat dikategorikan sebagai uang. Dan bahkan makin maju suatu perekonomian jenis uang giral ini proporsinya terhadap jumlah total uang beredar makin besar. Di Amerika Serikat pada tahun 1983 jumlah uang giral meliputi kurang lebih ¾ dari jumlah uang beredar, sisanya (yang ¼) berupa uang kartal (uang kertas dan logam). Selanjutnya Standar Uang Kuasi  yaitu Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik. Apabila kriteria uang didasarkan pada fungsinya, maka sebenarnya tabungan ini tidak masuk dalam pengertian uang. Namun, ada yang berpendapat bahwa seseorang itu dapat mewujudkan kekayaannya dalam berbagai bentuk seperti : tanah, rumah, uang, perhiasan, dan bahkan berbentuk tabungan. Maka memasukan tabungan kedalam pengertian uang dapat dimengerti. Argumentasi lain untuk memasukan tabungan kedalam pengertian uang dengan melihat apakah ada kemungkinan saling mengganti (substitutability) antara tabungan dengan uang giral (demand deposit). Apabila ada maka tabungan dapat dimasukan kedalam pengertian uang. Karena kriteria ini pun belum jelas, yakni sampai seberapa besar angka substitutability ini dapat diterimanya tabungan sebagai uang, maka hingga kini masalah tersebut selalu diperdebatkan.
D.    PERMINTAAN UANG DALAM MONETER
Hadirnya uang dalam sistem perekonomian akan mempengaruhi perekonomian suatu negara yang biasanya bekaitan dengan kebijakan-kebijakan moneter, pada umumnya analisis ekonomi suatu negara di tentukan oleh analisis ekonomi suatu negara di tentukan oleh anakisis atas ukuran uang yang beredar. Samuelson mengatakan banyak ekonom percaya bahwa perubahan jumlah uamg beredar dalam jangka panjang terutama akanmenghasilkan tingkat harga sedangkan dampak terhadap output rill adalah sedikit atau bahkan tidak ada. Suatu kebijakan moneter menyentuh sector rill merupakan suatu proses yang kompleks karena uang berkaitan dengan hampir seluruh aspek kehidupan perekonomian. Proses ini lazimnya disebut mekanisme transisi kebijakan moneter, pengaruh tindakan otoriter moneter terhadapa perekonomian ini terjada melalui berbagai saluran atau chanels, yaitu saluran uang, saluran suku bunga, saluran kredit, saluran nilai tukar, saluran asset, dan saluran ekspentasi.
Berbicara mengenai permintaan uang, suatu keadaan yang dimana apabila permintaan uang di masyarakat cenderung meningkat maka akan menjadi ancaman dalam prekonomian, sebut saja inflasi. Inflasi merupakan keadaan dimana naiknya harga suatu barang secara terus menerus. Contohnya saja pada saat hari-hari penting seperti Hari Raya, Natal dan Tahun Baru harga barang melonjak naik seperti kebutuhan sehari  – hari misalnya harga daging yang tadinya hanya Rp15.000 per kilo naik menjadi Rp 35.000 per kilo. Hal ini merupakan ancaman bagi masyarakat apabila tidak mengatur jumlah uang yang dikeluarkan. Dengan kejadian ini pemerintah mengambil tindakaan untuk mengatasi ancaman seperti ini yaitu dengan menegluarkan sebuah kebijakan yaitu Kebijakan Moneter 
 Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas. 
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Adapun jenis kebijakan moneter tersebut saja Kebijakan moneter ekspansif ( Monetary expansive policy) Suatu kebijakan andalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy). Kemudian Kebijakan Moneter Kontraktif ( Monetary contractive policy) Suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter dengan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Merupakan cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah(government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang  beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang. Kemudian Fasilitas Diskonto ( Discount Rate) Pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kreditatau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah(1998).
E.     Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah sebagai berikut.

1)       Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
2)       Cepat atau lambatnya laju peredaran uang.
3)       Kebiasaan pembayaran konsumen, apakah tunai atau angsuran, sebab ini akan   berpengaruh terhadap jumlah uang yang diminta pada saat ini atau saat mendatang.
4)       Frekuensi pembayaran pendapatan
5)       Praktik-praktik bank, hal ini berkaitan dengan keluar masuknya uang melalui bank.
6)       Keadaan psikologi masyarakat dalam menggunakan uangnya














BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            
Uang adalah suatu alat pembayaran yang sah diterbitkan oleh pemerintah melalui bank sentral, baik berbentuk kertas maupun berbentuk logam yang memiliki nilai/ besaran tertentu sesuai tertera pada mata uang kertas ataupun logam tersebut, dimana penggunaannya diatur dan dilindungi oleh undang-undang. Secara sederhana, pengertian uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah didalam pertukaran/perdagangan. Syarat-syarat agar sesuatu dapat dikatakan sebagai uang, ialah acceptability, stability of value, elasticity of supply, portability, durability, dan divisibility.
Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher.



Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini

Komentar

Postingan Populer