Permintaan Akan Uang
PERMINTAAN AKAN
UANG
Oleh :
EDMUN SURYA ABADI PURBA (1331150008)
UNIVERSITAS
KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS
EKONOMI
Jakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Uang
merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga
untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah satu
fungsi dari uang adalah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa
dinilai dengan satuan uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem
perekonomian modern. Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga
segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh
uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih
mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.
Dalam
kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat.
Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki
pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan
nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang
beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang
dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori
kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher.
Sementara
itu teori moneter Keynesian menyatakan bahwa tingkat bunga sangat berpengaruh
terhadap perilaku masyarakat untuk memilih memegang uang tunai atau surat-surat
berharga. Penekanan faktor tingkat bunga terhadap keinginan memegang uang
inilah yang memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memperoleh
keuntungan. Permintaan uang menurut Keynes yaitu permintaan uang sebagai alat
transaksi dan permintaan uang untuk spekulasi.
B. Rumusan Masalah
A.
Apakah yang dimaksud dengan uang ?
B.
Bagaimana permintaan uang menurut teori Keynes ?
C.
Bagaimana permintaan uang menurut Konsep Friedmen?
D.
Bagaimana permintaan uang Dalam Moneter?
E.
Bagaimana permintaan uang menurut teori klasik ?
F.
Apa faktor yang mempengaruhi permintaan uang ?
C. Tujuan
A.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Uang.
B.
Untuk
mengetahui permintaan uang menurut Teori Keynes.
C.
Untuk
mengetahui permintaan uang menurut Konsep Friedmen.
D.
Untuk
mengetahui permintaan uang Dalam Moneter.
E.
Untuk
mengetahui Permintaan uang menurut Teori Klasik.
F.
Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi permintaan Uang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uang
Uang
adalah suatu alat pembayaran yang sah diterbitkan oleh pemerintah melalui bank
sentral, baik berbentuk kertas maupun berbentuk logam yang memiliki nilai/
besaran tertentu sesuai tertera pada mata uang kertas ataupun logam tersebut,
dimana penggunaannya diatur dan dilindungi oleh undang-undang. Secara
sederhana, pengertian uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat pembayaran yang sah didalam pertukaran/perdagangan. Agar sesuatu tersebut
dapat diterima sebagai uang, syaratnya adalah sebagai berikut:
1.
Acceptability
Acceptability mempunyai makna diterima secara
umum atau dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
2.
Stability of Value
Stability of Value artinya mempunyai nilai yang
yang stabil. Nilai yang stabil maksudnya adalah nilai yang relatif tetap dan
tidak mudah berubah-ubah dalam suatu waktu.
3.
Elastisity of Supply
Elastisity of Supply artinya uang tersebut
harus mempunyai sifat yang elastis, artinya jumlah uang yang beredar harus
sesuai dengan keadaan perekonomian suatu negara.
4.
Portability
Portability mengandung arti mudah dibawa
kemana-mana. Bahkan,transaksi dalamjumlah besar dapat dilakukan
dengan uang dalam jumlah (secara fisik) yang kecil jika nilai nominalnya
besar
5.
Durability
Duarability artinya uang tersebut harus tahan
lama,dalam arti tidak mudah rusak dan robek. Oleh karena itu bahan atau
material pembuat uang tersebut harus dari material atau bahan yang kuat serta
tahan lama. Selain untuk membuat uang jadi tahan lama,pemilihan bahan
dimaksudkan untuk tidak mengurangi nilai intrinsik uang tersebut.
6.
Divisibility
Divisibility mempunyai arti memperlancar
transaksi. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa transaksi dalam ekonomi
itu banyak jenisnya seperti membeli atau menjual barang atau juga membayar
tagihan,tentu memerlukan alat pelancar. Alat pelancar yang dimaksud disini
adalah uang.
B. Permintaan Uang
Permintaan uang
menunjukkan keseluruhan uang yang diminta oleh sebuah perekonomian pada periode
tertentu.
Permintaan uang diartikan sebagai kebutuhan masyarakat akan uang
tunai. Menurut John Maynard Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi permintaan
uang tunai oleh masyarakat.
·
Motif transaksi (transactional motive). Permintaan uang untuk
motif ini dapat disebut dengan MDt.
·
Motif berjaga-jaga (precautionary motive). Permintaan uang untuk
motif ini dapat disebut MDp.
·
Motif spekulasi (speculation motive), atau MDs.
Permintaan uang untuk motif transaksi dan
berjaga-jaga sangat dipengaruhi oleh pendapatan. Sedangkan permintaan uang
untuk spekulasi sangat dipengaruhi oleh suku bunga.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi permintaan uang, diantaranya
:
·
Pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan, permintaan akan uang
akan semakin besar. Ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring
dengan meningkatnya pendapatan.
·
Tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, permintan uang
untuk motif spekulasi akan berkurang. Tingginya suku bunga akan membuat biaya
pinjaman uang untuk berspekulasi bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku
bunga tinggi, orang akan lebih baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga
yang ada daripada berspekulasi.
·
Tingkat harga umum. Semakin tinggi tingkat harga umum,
permintaan akan uang akan semakin bertambah. Ini karena harga barang/jasa
bertambah mahal, sehingga dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya.
·
Pengeluaran konsumen. Misalnya saja pengeluaran konsumen pada
bulan-bulan menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah.
Akibatnya, permintaan uang juga akan bertambah.
Ada dua teori yang
menjelaskan permintaan uang, yaitu :
1. Teori
Permintaan Uang Klasik
Menurut
teori ini bahwa fungsi uang hanya sebagai alat tukar-menukar saja. Karenanya
jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat output atau
pendapatan. Bila tingkat output meningkat, maka permintaan uang juga meningkat
demikian sebaliknya. Teori permintaan uang klasik dikemukakan oleh Irving
Fisher dengan persamaan;
M.V
= P.T
Dimana
: M = jumlah uang
yang beredar
V
= Perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode
(Velocity of Money)
P
= Harga barang
T
= jumlah transaksi
Velositas
uang adalah konsep yang menunjukkan beberapa kali dalam setahun uang berputar
di dalam sebuah perekonomian. Dalam jangka pendek, kecepatan uang beredar
dianggap tetap.
2. Teori
Permintaan Uang Keynesian
Teori
keuangan yang dikemukakan Keynes pada umumnya menerangkan 3 hal, yaitu :
(1)
tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan uang),
(2) faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga,
(3) efek
perubahan penawaran uang terhadap kegiatan ekonomi negara.
Terkait
dengan tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (memegang) uang, maka dapat
diklasifikasikan atas 3 motif utama, yaitu :
A.
Motif transaksi (transaction motive)
Motif ini timbul karena uang digunakan untuk
melakukan pembayaran secara reguler terhadap transaksi yang dilakukan. Besarnya
permintaan uang untuk tujuan transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat
pendapatan MDt = f(Y), artinya semakin besar tingkat pendapatan yang
dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga mengalami peningkatan
demikian sebaliknya.
B.
Motif berjaga-jaga (precautionary motive)
Selain untuk membiayai transaksi, maka uang
diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di masa mendatang yang sifatnya
berjaga-jaga. Besarnya permintaan uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh
besarnya tingkat pendapatan pula. Semakin besar tingkat pendapatan permintaan
uang untuk berjaga-jaga pun semakin besar. MDp = f(Y).
C.
Motif spekulasi (speculation
motive)
Pada suatu sistem ekonomi modern dimana lembaga
keuangan masyarakat mengalami
perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan
uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli
surat-surat berharga, seperti obligasi pemerintah, saham, atau instrumen
lainnya. Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan motif ini
adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital
gain, fungsi permintaannya adalah MDs = f(i).
Dari ketiga motif diatas, maka formula untuk
permintaan uang menurut Keynes adalah:
MD = MDt + MDp + MDs
A.
KONSEP
FRIEDMEN
Dalam
konsep ini berpangkal otak pada teori tentang permintaan uang sejalandengan
permintaan barang tahan lama. Definisi uang dalam analisa Friedmen
adalahsebagai berikut:
M2
= Kartal + DD dan TD
Dimana
DD = Giro ( Demond Deposit)
TD
= Deposito ( Time Deposito)
Friedment
mengemukakan bahwa TD mempunyai kaitan erat dengan uang.
Beberapa persamaan friedmen dengan kuantitas klasik, kita uraikan sebagai berikut:
M
= kY = 1/V.Y atau Y=1/V. M = V.M
Beliau
menegaskan teori fisher lebih canggih, hanya dia memberikan kompromi
sedikit.Dia berbicara tidak lagi tentang nominal interest rate tetapi tantang
differential interest rateantara interest rate money, ekspected inflation,
dan lain-lain. Secara sistematis dirumuskan
FAKTOR-FAKTOR LAIN (SELAIN
PENDAPATAN, HARGA/TINGKATBUNGA, DAN SELERA) YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG
1.
Kekayaan
Dari Masyarakat
Suatu
masyarakat yang makin kaya dapat diperkirakan/diharapkan makin besar
pula permintaan akan uang. Namun demikian, dengan makin banyak nya alternatifnya bentukkekayaan
yang dengan mudah dapt di tukarkan dengan uang kas serta dapat memperoleh bunga (misalnya
tabungn atau surat berharga jangka pendek),maka tidak mesti bahwakenaikan
kekayaan yang cukup besar tercermin pula dengan kenaikan permintaan uangyang
cukup besar, mungkin sebagian di wujudkan dalam bentuk kekayaan
lainseperti tabungan atau surat berharga jangka pendek yang dengan
mudah dapat ditukarkandengan uang kas.
2.
Tersedianya
Fasilitas Kredit
Dengan
makin banyak serta makin mudanya fasilitas kredit (seperti misalnya adanya
creditcard, cara pembayaran dengan angsuran dan sebagainya) maka permintaan
akan uang kas akan makin kecil. Dengan adanya “credit card” pembayaran sesuatu
barang atau jasa tidak perlu dengan uang kas, sehingga keingan masyarakat akan
uang kas makin kecil.
3.
Kepastian
Tentang Pendapatan Yang Di Harapankan
Apabila
masyarakat lebih pasti tentang pandapatan yang diharapkan di masamendatang,
maka permintaan uang cendrung turun. Sebaliknya apabila masyarakat diliputi
rasa ketakutan bahwa pendapatan yang diharapkan kemungkinan tidak menjadi
kenyataan,maka permintaan uang kas cendrung naik.
4.
Harapan
Tentang Harga
Apabila
masyarakat berharap bahwa kemudian hari harga-harga barang dan jasa akan
turun,mereka cendrung menahan uang kas dengan menunda pembelian barang.
Sebaliknyaapabila diperkirakan harga-harga akan naik, permintaan uang oleh
masyarakat cendrungturun. Dalam masa inflasi keinginan masyarakat utuk menahan
uang kas sangat kecil,mereka lebih suka barter (barang dengan barang).
5.
STANDAR
MONETER
Dalam
pengaplikasiannya standar moneter ini mempunyai berbagai bentuk, sebut saja
Standar Kembar (bimetallism) yang dimana Standar kembar terjadi apabila
pemerintah menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uangnya. Caranya,
harga perak ditetapkan, misalnya sebesar $1,293 per gram dan emas sebesar
$19,395 per gram. Dengan demikian perbandingan nilai antara perak dengan emas
adalah 15 : 1. Perbandingan ini disebut Mint Ratio. Artinya, harga emas 15 kali
harga perak. Pemerintah bersedia untuk membuat uang (pada perbandingan
tersebut) semua emas dan perak yang ditawarkannya. Demikian juga masyarakat
bebas untuk melebur uang menjadi logam mulia dan sebaliknya. Namun,
standar kembar ini sering menimbulkan masalah. Kemudian Standar Emas yang mana
sebenarnya sangat sulit untuk memberikan gambaran tentang standar emas ini,
karena bentuk dari sistem ini bermacam – macam (berbeda antarasatu
negara dengan negara lain). Nmaun secara umum dapat dilakukan bahwa suatu
negara memakai sistem standar emas apabila nilai mata uangnya, dikaitkan /
didasarkan atas nilai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas untuk melebur
mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta
menukarkan mata uangnya (yang bukan emas) dengan emas atau sebaliknya dengan
perbandingan yang telah di tentukan oleh Bank sentral. Karena negara
– negara lain juga mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas, maka dapatlah
diketahui perbandingan nilai mata uang mereka (kursnya). Misalnya diAmerika
perbandingan dolar dengan emas adalah US$4/1 gram, sedangkan di inggris
perbandingannya €1/1gram, maka nilai tukar antara dolar dengan
pondsterling adalah US$4/€1. Nilai tukar ini akan stabil jika bank sentral di
kedua negaratersebut tidak mengubah perbandingan nilai mata uangnya degan emas.
Stabilitas inilah yang merupakan salah satu keuntungan penggunaan sistem
standar emas (Nopirin,Ph.D,1992. Selanjutnya Fiat Standar, masalah pokok
yang timbul dari standar barang (emas dan atau perak)
adalah kurang praktis apabila transaksi yang dilakukan
dalam jumlah besar. Atasdasar alasan ini, kemudian beredar surat emas
/ perak sebagai pengganti emas /perak yang disimpan. Surat emas / perak ini
semula dijamin 100% dengan emas /perak yang tersimpan kemudian berangsur
– angsur jaminan ini makin berkurang. Semula memang pengeluaran surat
emas ini sebagai bukti atas pemilikan emas yang tersimpan dimana setiap saat
si pemilik dapat mengambil emas tersebut. Oleh karena
itu kertas (sertifikat) yang tidak dijamin dengan 100% emas itu pun
apabila memenuhi fungsi – fungsi tersebut diatas dapat disebut uang.Standar
Uang Giral (Deposit Money)yang dimana Deposito di Bank yang dapat setiap saat ditarik
(dengan cek) dapat dikategorikan sebagai uang. Mengapa? Karena pertama,deposito
ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Caranya, pembayaran ini dilakukan dengan
menulis cek., yakni transfer deposito dari si penulis / pembayar kepada si
penerima pembayaran. Kedua Deposito ini dapat dipakai sebagai alat
penumpuk kekayaan. Seseorang atau suatu badan usaha dapat mewujudkan
kekayaannya dalam bentuk deposito. Ketiga, deposit dapat dipakai sebagai alat
pembayaran tertunda (deffered payment ). Seseorang atau badan usaha
dapat membayar utangnya tiap bulan dengan menulis
cek atas depositonya di Bank. Karena deposito dapat memenuhi fungsi – fungsi uang, maka dapat dikategorikan
sebagai uang. Dan bahkan makin maju suatu perekonomian jenis uang giral ini proporsinya
terhadap jumlah total uang beredar makin besar. Di Amerika Serikat pada tahun
1983 jumlah uang giral meliputi kurang lebih ¾ dari jumlah uang beredar,
sisanya (yang ¼) berupa uang kartal (uang kertas dan logam).
Selanjutnya Standar Uang Kuasi yaitu Uang kuasi terdiri atas
deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta
domestik. Apabila kriteria uang didasarkan pada fungsinya, maka sebenarnya
tabungan ini tidak masuk dalam pengertian uang. Namun, ada yang berpendapat bahwa
seseorang itu dapat mewujudkan kekayaannya dalam berbagai bentuk seperti :
tanah, rumah, uang, perhiasan, dan bahkan berbentuk tabungan. Maka memasukan
tabungan kedalam pengertian uang dapat dimengerti. Argumentasi lain untuk
memasukan tabungan kedalam pengertian uang dengan melihat apakah ada
kemungkinan saling mengganti (substitutability) antara tabungan dengan uang
giral (demand deposit). Apabila ada maka tabungan dapat dimasukan kedalam
pengertian uang. Karena kriteria ini pun belum jelas, yakni sampai seberapa besar angka
substitutability ini dapat diterimanya tabungan sebagai uang, maka hingga kini
masalah tersebut selalu diperdebatkan.
D.
PERMINTAAN
UANG DALAM MONETER
Hadirnya
uang dalam sistem perekonomian akan mempengaruhi perekonomian suatu negara yang
biasanya bekaitan dengan kebijakan-kebijakan moneter, pada umumnya analisis
ekonomi suatu negara di tentukan oleh analisis ekonomi suatu negara di tentukan
oleh anakisis atas ukuran uang yang beredar. Samuelson mengatakan banyak
ekonom percaya bahwa perubahan jumlah uamg beredar dalam jangka panjang terutama akanmenghasilkan
tingkat harga sedangkan dampak terhadap output rill adalah sedikit
atau bahkan tidak ada. Suatu kebijakan moneter menyentuh sector rill merupakan suatu
proses yang kompleks karena uang berkaitan dengan hampir seluruh aspek
kehidupan perekonomian. Proses ini lazimnya disebut mekanisme transisi kebijakan moneter, pengaruh
tindakan otoriter moneter terhadapa perekonomian ini terjada melalui berbagai
saluran atau chanels, yaitu saluran uang, saluran suku bunga, saluran kredit,
saluran nilai tukar, saluran asset, dan saluran ekspentasi.
Berbicara
mengenai permintaan uang, suatu keadaan yang dimana apabila permintaan uang di masyarakat cenderung meningkat maka akan menjadi ancaman dalam prekonomian,
sebut saja inflasi. Inflasi merupakan keadaan dimana naiknya harga suatu barang
secara terus menerus. Contohnya saja pada saat hari-hari
penting seperti Hari Raya, Natal dan Tahun Baru harga barang melonjak
naik seperti kebutuhan sehari – hari misalnya harga daging yang
tadinya hanya Rp15.000 per kilo naik menjadi Rp 35.000 per kilo. Hal ini
merupakan ancaman bagi masyarakat apabila tidak mengatur jumlah uang yang dikeluarkan.
Dengan kejadian ini pemerintah mengambil tindakaan untuk mengatasi ancaman seperti
ini yaitu dengan menegluarkan sebuah kebijakan yaitu Kebijakan Moneter
Kebijakan
moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi
yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan
oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor
riil. Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas
Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar
inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu
namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro
wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Pengaturan
jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Adapun jenis kebijakan moneter tersebut
saja Kebijakan moneter ekspansif ( Monetary expansive policy)
Suatu kebijakan andalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat
(permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga
kebijakan moneter longgar (easy money policy). Kemudian Kebijakan Moneter
Kontraktif ( Monetary contractive policy) Suatu kebijakan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan
pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan
moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter dengan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Merupakan cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli
surat berharga pemerintah(government securities). Jika ingin menambah jumlah uang
beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin
jumlah uang yang beredar berkurang, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat
Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan
dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga
Pasar Uang. Kemudian Fasilitas Diskonto ( Discount Rate) Pengaturan
jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank
umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam
ke bank sentral. Untuk membuat operasional, pengendalian sasaran-sasaran
moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar
terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan
tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kreditatau
pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian
moneter berdasarkan Prinsip Syariah(1998).
E.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah sebagai
berikut.
1)
Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan
pendapatan nasional.
2)
Cepat atau lambatnya laju peredaran uang.
3)
Kebiasaan pembayaran konsumen, apakah tunai atau angsuran, sebab
ini akan berpengaruh terhadap jumlah uang yang diminta pada
saat ini atau saat mendatang.
4)
Frekuensi pembayaran pendapatan
5)
Praktik-praktik bank, hal ini berkaitan dengan keluar masuknya
uang melalui bank.
6)
Keadaan psikologi masyarakat dalam menggunakan uangnya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Uang adalah suatu alat pembayaran yang sah
diterbitkan oleh pemerintah melalui bank sentral, baik berbentuk kertas maupun
berbentuk logam yang memiliki nilai/ besaran tertentu sesuai tertera pada mata
uang kertas ataupun logam tersebut, dimana penggunaannya diatur dan dilindungi
oleh undang-undang. Secara sederhana, pengertian uang adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah didalam
pertukaran/perdagangan. Syarat-syarat agar sesuatu dapat dikatakan sebagai
uang, ialah acceptability, stability of value, elasticity of supply,
portability, durability, dan divisibility.
Dalam kajian mengenai teori permintaan uang,
ada beberapa golongan yang berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan
ini menganggap bahwa uang tidak memiliki pengaruh terhadap sektor riil, suku
bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya berpengaruh
terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan
harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Teori
permintaan uang Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh
Irving Fisher.
Demikian yang dapat
saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini
Komentar
Posting Komentar